Gear yang sudah menemani selama lebih dari tiga tahun. Beli awal 2018 pakai uang pindah ke Palu, haha. Namun, ternyata belum jadi pindah hingga awal tahun 2019.
Sekarang, kamera ini katanya adalah kamera seribu umat, karena banyak yang make. Tapi dulu waktu awal beli, belum banyak yang punya. Aku riset sendiri, nyari-nyari ulasan, mana kamera mirrorless yang bagus tapi masih terjangkau. Akhirnya pilihan jatuh antara Sonya 5000 atau 6000. Kupikir karena Sonya 5000 agak nanggung, yaudah sekalian aja Sonya 6000. Di atasnya itu sebenarnya masih ada lagi, tapi harganya udah malesin, haha.
Beli di Focus Nusantara, dekatnya stasiun Tanahabang. Datang menjelang toko tutup, bahkan pintu rolling door tokonya sudah 3/4 ditutup. Tapi karena aku sudah riset duluan, udah tahu apa yang mau dibeli dan harganya berapa, masuk toko tinggal sebut nama kameranya, cek-cek sebentar langsung bayar, cuss.
Kalau aksesoris dan lensa, aku seringnya beli di salah satu toko di Pasar Baru, lupa nama tokonya. Tapi sementara ini baru kebeli lensa yang murah-murah dulu: 7artisan 25mm, Meike 35mm, filter matahari (biar bisa shutter speed lambat tapi nggak over exposure). Ada lagi beli online lensa second Sony 55-210mm, kena 2,5juta, lensa tele Sony paling murah, haha. Memang lensanya Sony kadang-kadang harganya gak ngotak, masih murah-murah lensa punya Canon. Di rumah sebenarnya ada DSLR Canon Eos 650D, tapi berat, males upgrade lensa karena udah jarang dibawa-bawa.
Masih kepengen nambah lensa lagi, fix lens Sigma 30mm. Pengen punya fix lens yang ada auto focus-nya. Soalnya kadang ribet kalau harus ngejar moment pake fix lens manual focus, sering ketinggalan. Harganya 4jutaan, uangnya sih ada, tapi masih rada males mau beli, sayang aja gitu. Ntar lah, buat hadiah diri sendiri kalau keterima S2, mungkin, hihi. Sama satu lagi, kemarin lihat ada temen pake Yong Nuo 50mm, jadi kepengen nyobain, hehe.
Oh iya, itu tripod-nya merek Beka, beli online juga, 600ribu.
Visual Memori 